Menko Luhut: Data Membantu Kita Mendapat Informasi yang Akurat
Nusaperdana.com, Jakarta Selatan - Menko Maritim dan Investasi Luhut B Pandjaitan mengapresiasi kerjasama antara Kementan, KemenATR/ BPN dan pihak terkait atas dirilisnya Data Lahan Luas Lahan Baku Sawah.
“Saya bangga dengan Mentan karena sekarang semua mainnya data. Kita lihat launching luas lahan baku sawah dari kementerian pertanian yang dibuat oleh Pak Syahrul Limpo (Mentan) dan juga ada Pak Sofyan (MenATR/BPN) dan impresif sekali karena adanya penambahan sekitar 300an hektar lahan. Dengan begitu ke depan nanti data kita itu sudah bisa menggiring kita ke informasi yang akurat,” ujar Menko Luhut saat menghadiri Perilisan Data Luas Lahan Baku Sawah 2019 KSA Padi 2019 dan Softlaunching AWR (Dari Kementan) di Ruang Agriculture War Room (AWR), Kementerian Pertanian (Kementan), Jakarta Selatan, Selasa (04/02).
Adapun penambahan luas lahan baku sawah tersebut, Mentan Syahrul Yasin Limpo tercatat yang semula 7.105.145 hektar pada tahun 2018 menjadi 7.463.958 hektar pada tahun 2019.
“Penambahan tersebut diketahui setelah dilakukannya verifikasi ulang ke beberapa provinsi di Indonesia. Hal ini dilakukan dalam upaya merealisasikan program 100 hari kerja, yakni menyinergikan data pertanian, terutama luas baku sawah,” kata Mentan Syahrul Yasin Limpo.
Sementara MenATR/BPN Sofyan Djalil menjelaskan bahwa penambahan lahan tersebut berawal dari adanya beberapa daerah yang komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat.
“Jadi beberapa daerah komplain karena banyak data yang belum tercover secara akurat, lalu kita lakukan verifikasi ulang. Maka setelah melihat komplain itu kita akomodasi sehingga bertambah 300an hektar,” kata MenATR/ BPN Sofyan Djalil
Wilayah-wilayah yang mengalami penambahan lahan itu sendiri, lanjut MenATR/ BPN yakni di Jawa Timur, Lampung, Sulawesi Selatan, Yogyakarta, dan Bangka Belitung.
“Karena lahan sawah yang belum terorganisasi sebelumnya atau terpetakan sebelumnya jauh lebih besar dibanding sawah yang alih fungsi,” ujarnya.
Sedangkan daerah-daerah yang menjadi perubahan luas lahan sawah yang signifikan adalah Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, Aceh, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Jambi, Sumatera Barat dan Riau.
Menko Luhut mengatakan dirinya meyakini keakuratan data ini dan berharap nantinya dapat menyesuaikan dengan perkembangan teknologi, sehingga apa yang disampaikan lebih maksimal.
“Saya sangat menikmati, tentu teknologi akan berkembang ke depan, sekarang baru 4G nanti 5G dan seterusnya, akan buat tentu lebih cepat lagi, ini suatu langkah yang menurut saya luar biasa. Marilah kita bangun _teamwork_, untuk kepentingan rakyat kita, kalau ada yang perlu dibantu ayuk kita bantu,” tambah Menko Luhut.
Investor Australia
Selain itu Menko Luhut mengungkapkan bahwa Investor asal Australia akan melakukan investasi dalam bidang cattle/ ternak di Indonesia.
“Jadi Andrew Forrest (Investor Asal Australia) ingin masuk dalam bidang cattle (ternak), karena dia adalah pengusaha cattle terbesar di Australia,” kata Menko Luhut.
Untuk investasi tersebut, Menko Luhut menyampaikan, akan bernilai sampai sekitar 1 Juta ekor pertahun. “Dan ini memang sesuai arahan Presiden yang disampaikan ke Mentan,” jelasnya.
Berita Lainnya
Hasil Evaluasi 3 Bulanan: Tarif Listrik Tidak Naik!
Cara Membuat Kering Tempe yang Renyah dan Tahan Lama
Segera Menikah, Calon Istri Sule Bukan Artis
Anggaran Pilkada Mendatang Diperkirakan Bisa Tembus Rp20 Triliun
Kecelakaan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Dua WNA Cina Tewas
Puncak Omicron Diprediksi Februari-Maret, Menkes: Tetap Waspada dan Jangan Panik
Program Pugar, Solusi Masalah Garam Rakyat di Sektor Hulu
Integrasi Antar Moda Perlu Dikelola Dengan Baik Agar Tingkatkan Penggunaan Angkutan Massal