Miris! Industri Farmasi RI Berebut Bahan Baku dengan Negara Lain

Ilustrasi pabrik obat. Sumber Foto: Detik.com

Nusaperdana.com, Jakarta - Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Indonesia Rosan P. Roeslani mengungkapkan mirisnya industri farmasi nasional di tengah pandemi virus corona. Wabah ini sendiri telah menghambat banyak bahan baku dari China.

Rosan menyebut bahwa saat ini industri farmasi nasional berebut bahan baku dari China dengan banyak negara. Meski begitu, dia menyatakan pasokan bahan baku industri farmasi masih aman hingga Juni.

"Kita lihat satu per satu asosiasi farmasi sampaikan sampai Juni (pasokan bahan baku) aman. Tapi tadi disampaikan asosiasi farmasi harus berebut bahan baku dengan negara lain," kata Rosan dalam konferensi pers di Menara Kadin Indonesia, Jakarta Selatan, Selasa (17/3/2020).

Industri farmasi ibarat sudah jatuh tertimpa tangga. Bukan cuma mesti berebut bahan baku, keuangan perusahaan-perusahaan farmasi juga sedang tergoncang.

Pasalnya, Rosan mendapatkan laporan, saat ini dana klaim fasilitas pengobatan untuk rumah sakit yang menggunakan BPJS Kesehatan masih belum terbayarkan. Jumlahnya cukup fantastis, Rp 6 triliun.

"Di sisi lain mereka terhambat karena BPJS kesehatan belum dibayar, kita jumlahnya sampai Rp 6 triliun. Mereka mesti berebut bahan baku, di sisi lain cashflow mereka juga terbatas, karena BPJS belum bayar sampai Rp 6 triliun," ungkap Rosan.

Rosan meminta semua pihak, termasuk pemerintah untuk segera mencari solusi untuk kesulitan yang dialami sektor farmasi. "Ini mesti dicari solusinya supaya nggak ada kendala di bidang farmasi," tegasnya.



[Ikuti Nusaperdana.com Melalui Sosial Media]



Tulis Komentar